Di rumah tanpa pekerjaan yang pati tentu bukanlah perkara mudah yang mesti dijalani oleh seorang ibu rumah tangga. Keputusan menjadi ibu rumah tangga dan meninggalkan pekerjaan bukanlah perkara mudah. Namun, niat untuk mendedikasikan diri pada keluarga tidak boleh dipandang sebelah mata.
Seorang ibu rumah
tangga bukanlah suatu yang sepele, meskipun sering dianggap sebagai orang yang
tak punya pekerjaan. Memang ibu rumah tangga tak memiliki pekerjaan yang tetap
dan mendapat gaji bulanan. Akan tetapi, pekerjaan yang ada di rumah tidak akan
pernah habis.
Ibu rumah tangga
seharusnya lebih dipedulikan jangan sampai merasa sendirian dan kesepian. Ketika
seseorang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga pastinya sudah dipikirkan
secara matang. Serta, pertimbangan dan perundingan dengan orang-orang terdekat.
Namun, kadang mimpi tak seindah realita. Ada kalanya emosi mempengaruhi akibat
penat, stress yang berlebihan.
Saya, sebagai ibu
rumah tangga pun ada masa tidak bisa mengendalikan emosi. Stres dengan
pekerjaan rumah yang terus ada dan tak kunjung selesai. Ditambah lagi dengan
kondisi LDR dengan suami. Saya rasakan lebih menguras energi juga jiwa. Dikala ingin
bantuan dalam mengurus anak-anak, sang kepala keluarga tak hadir. Belum lagi
anak-anak jika berulah, padahal hanya hal kecil tetapi bisa menimbulkan ledakan
seperti bom Nagasaki dan Hiroshima. Seharusnya tak terjadi tapi stres yang
sedang menyelimuti bisa memicu ledakan tersebut.
Alangkah baiknya
kalau pas berada di rumah untuk suami yang jarang pulang berusaha untuk
memahami kondisi di rumah. Bukan tak peduli dengan keadaan, apalagi melihat
istrinya pontang-panting belum selesai dengan urusan rumah dan anak-anak. Eh,
malah asyik dengan ponselnya seraya tiduran. Wah, pastinya tambah gemes tuh
istri. Baiklah, untuk kaum suami yang jarang pulang, lakukan semampunya untuk
membantu sang istri supaya terasa lebih ringan dan cepat beristirahat.
Bantuan suami
merupakan hal yang sangat diharapkan. Jadi, sang suami mesti tanggap dengan
keadaan. Tidak perlu sungkan untuk membantu memandikan si kecil meskipun akan
terjadi kegaduhan kecil. Ya, siapa yang
tidak heboh jika terjadi kekeliruan yang biasanya tidak akan terjadi saat mandi
bersama ibu. si kecil hafal untuk tahapan mandi. Semisal ada kekeliruan dari
ayahnya yang lupa ambilkan pasta gigi dan sudah ditaruh di sikat ternyata bukan
pasta gigi si kecil. Bisa kan terjadi semacam itu.
Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Gallup terhadap ibu yang tidak bekerja di Amerika Serikat
cenderung memiliki emosi lebih negatif. Seperti, khawatir, sedih, marah, stres,
dan depresi, jika dibandingkan ibu pekerja. Banyak temuan terhadap ibu rumah
tangga yang sering merasa sedih dan khawatir hingga menimbulkan depresi. Hal
itu berkaitan dengan mental healthy yang harus diperbaiki.
Mental Health merupakan
sebuah penyakit kejiwaan yang berkaitan dengan pola psikologis atau perilaku
yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan mental yang tidak dianggap
sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.
Pengaruh Mental Health Dalam Kehidupan
Emosi seorang ibu
rumah tangga yang tidak dapat dikendalikan akan memiliki pengaruh kurang baik
terhadap kehidupannya. Sepahit apapun dalam kehidupan atau secapai apapun
melakukan pekerjaan rumah dan mengurus anak-anak, sebaiknya terus belajar
mngolah emosi agar tidak berpengaruh buruk terhadap mental anak juga.
Pola Asuh Anak
Kesehatan mental
pada ibu rumah tangga akan berpengaruh pada pola asuh pada anak. Seorang ibu
tangga yang mengalami emosi, depresi, atau stres berkepanjangan bisa
mempengaruhi pola asuh terhadap anak. Seorang ibu yang sedang emosi bisa
melampiaskan emosi negatif kepada anak-anak. Hal itu tidak baik terhadap
psikologi anak, sehingga dapat menimbulkan perkembangan sikap agresif pada
anak, bisa juga menjadi anak yang tertutup, pendiam, dan memendam perasaan. Oleh
karena itu, penting untuk belajar mengendalikan emosi negatif supaya tidak
berdampak pada anak.
Tugas dan Kewajiban Harus Dibicarakan
Membicarakan tugas
dan kewajiban kepada pasangan merupakan hal penting. Dengan saling mengetahui
dan paham akan tugas dan kewajiban masing-masing maka akan lebih mudah dalam bekerja
sama dalam urusan rumah tangga. Seorang ibu rumah tangga akan merasa lebih
dihargai akan pengorbanannya. Begitu juga dengan suami yang memahami arti kerja
sama dalam berumah tangga.
Seorang ibu rumah
tanggga akan merasa sungkan ketika meminta bantuan kepada suami. Akan teteapi,
ini harus dilakukan agar urusan rumah cepat terselesaikan. Dengan kerjasama
antara suami dan istri pasti lebih meringankan dan memudahkan. Dengan meminta
bantuan kepada suami bukan berati suami jadi turun pamor. Tetapi justru dengan
membtu istri lebih mulia dan berharga.
Ambil Me Time untuk Ibu Rumah Tangga
Seorang ibu rumah
tangga harus mengambil waktu untuk dirinya sendiri. Bisa dengan membaca buku
sambil menikmati secangkir teh atau kopi. Atau menonton film atau drama
kesukaan. Menikmati makanan kesukaan atau pergi ke salon. Dengan adanya waktu
untuk diri sendiri maka, seorang ibu rumah tangga berusaha untuk menjaga kewarasan.
Ingat Anak-anak
Jika sedang merasa
tidak baik dengan mental health, ibu rumah tangga harus cepat-cepat singkirkan.
Tataplah mata anak-anak atau lihatlah anak-anak. Anak-anak yang selama ini
menemani, membuat hati tentram, memberikan senyum tulus, dan memberikan
kebahagiaan dengan tingkah polah yang gemesin, lucu, dan kadang bikin naik
darah. Anak-anak itu telah menerima ibunya apa adanya, tidak peduli dengan
status seorang ibu rumah tangga. Bagi anak-anak ibu itu seorang malaikat.
Mulailah untuk
belajar mengendalikan emosi negatif. Ibu rumah tangga merasa nyaman, tentram
ketika ada yang peduli bukan mengacuhkan. Dengan diperhatikan maka, tidak
merasa sendiri dan sepi. Seorang ibu rumah tangga akan bahagia jika uluran
tangan suami dalam membantu urusan rumah. Rengkuh dan peluk istri untuk menjaga
mental healthnya.
Tulisan ini dikutkan dalam #30dayswritingchallengesahabathosting
Be First to Post Comment !
Posting Komentar